Selasa, 17 November 2009

Hi-Fi yang Sesungguhnya untuk Komputer

Hi-Fi yang Sesungguhnya untuk Komputer

Hi-Fi yang Sesungguhnya untuk Komputer

JAKARTA, KOMPAS.com – Akhirnya komputer Anda bisa punya seperangkat speaker yang mantap. Produsen audio papan atas Bowers & Wilkins (B&W) telah merilis headphone dan speaker komputer pertamanya. Sebenarnya ini bukan kali pertama B&W memasuki pasar low-end. Mereka punya sistem speaker Zeppelin iPod, dan baru bulan lalu menambah jajarannya dengan Zeppelin Mini.


MM-1 Computer Speakers B&W dirancang untuk dikoneksikan ke komputer, bukan ke komputer portabel. Perangkat ini datang dengan sebuah converter digital-ke-analog yang bersifat built-in dan dikoneksikan ke komputer melalui port USB. Juga tersedia input audio-analog jika Anda menginginkannya.

MM-1 juga menyertakan DSP (digital signal processing) untuk mengoptimalkan output audio bagi speaker sistem yang kecil. Untuk keperluan ini, disediakan sebuah jack headphone. MM-1 disebutkan bisa menyediakan “suara yang penuh” tanpa kehadiran subwoofer. Ini merupakan tantangan jika melihat dimensi speaker MM-1 yang tingginya 6,7” dengan lebar dan panjang masing-masing 3,9”.

Menurut B&W, MM-1 dioptimalkan untuk didengarkan dalam jarak tidak jauh, tetapi tetap oke bila Anda menyelipkannya di rak buku. Speaker ini dilengkapi dengan woofer 3” dan tweeter 1” yang didasarkan pada desain tabung Nautilus B&W, serupa dengan teknologi yang digunakan B&W pada speaker studionya. Sebuah remote control untuk mengatur volume speaker juga disertakan.

Selain speaker, B&W memperkenalkan headphone P5. Kendati tidak mengusung teknologi noise-canceling, desainnya yang tertutup cukup mampu menghalangi suara eksternal, begitu kata B&W tentang headphone yang earpad dan headband-nya berhiaskan kulit domba Selandia Baru. Headphone ini menyertakan dua kabel: kabel headphone standard dan kabel yang mencakupkan remote inline Made For iPod.

Kedua produk B&W ini akan mulai dipasarkan pada Januari mendatang. Belum diketahui berapa harga yang akan dibandrolkan oleh B&W untuk headphone maupun speaker tersebut.

Berlomba Menjaring Pelanggan Komunitas

Berlomba Menjaring Pelanggan Komunitas

Berlomba Menjaring Pelanggan Komunitas

Pertumbuhan pengguna layanan jejaring sosial dan komunitas di Indonesia sangat pesat belakangan ini. Tak heran jika kemudian sejumlah operator telekomunikasi berlomba untuk menjaringnya.

Pesatnya pertumbuhan mungkin bisa mengacu pada situs jejaring Facebook yang kini memiliki pengguna aktif lebih dari 11 juta di Indonesia. Jumlahnya meningkat 13 kali lipat dibanding akhir 2008 lalu yang hanya berkisar 800 ribu.

Selain untuk bersilaturahim dengan kawan dan kerabat, jejaring sosial juga kerap digunakan sebagai media untuk saling berinteraksi dengan para netter yang memiliki persamaan minat. Maka, terbentuklah beragam komunitas di Internet yang jumlahnya kian banyak.

Potensi ini yang kemudian dibidik sejumlah operator. Telkomsel adalah contoh paling anyar. Operator ini coba mengoptimalkan kembali MyPulau, situs jejaring sosial dan komunitas yang telah dibangunnya sejak 2007.

"Sejak dirintis 2007 lalu, pengguna www.MyPulau.com telah mencapai satu juta. Peluncuran kembali ini merupakan perbaikan yang keempat kalinya," ungkap Adam Achmad, Manager Digital &; Interactive Media Telkomsel, kepada detikINET, baru-baru ini di Jakarta.

Untuk membangun kembali situs 'one stop destination' tersebut, Telkomsel kemudian menggandeng PT Access Mobile Indonesia untuk mengembangkan konten yang bisa dinikmati pelanggan dan komunitas berdasarkan minatnya.

MyPulau menawarkan fitur seperti Social Status Integrator, My Interests, dan My Buys. Melalui fitur tersebut, pengguna dapat memanfaatkan profil uniknya yang terintegrasi dengan berbagai situs jejaring sosial untuk menciptakan komunitas pertemanan sendiri, menulis blog, serta bertransaksi dalam forum jual beli secara e-commerce.

Fitur serupa juga ditawarkan Telkom melalui Mojopia. Namun Adam menegaskan kalau situs yang dibangun Telkomsel tidak akan bersaing langsung dengan portal seharga US$ 2 juta yang dibangun Telkom, induk perusahaannya.

Pada kesempatan lain, Group Head Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya mengungkapkan, aksi membuat situs jejaring sosial juga telah dirintis oleh Indosat dengan nama www.kongkoow.com. Situs itu lebih membidik konten musik dan video.

"Sejak diluncurkan tahun lalu sudah menghasilkan uang ratusan juta rupiah bagi Indosat," ungkapnya.

Pengembangan selanjutnya yang dilakukan Indosat adalah membuat situs tersebut dapat diakses oleh pengguna mobile setelah sebelumnya hanya bermain di segmen layar lebar (large screen) luar ruang.

"Pengguna internet dengan large screen hanya sekitar tiga juta. Jika ingin mengembangkan usaha harus membidik pelanggan mobile," ujarnya lebih lanjut.

Jelas, situs jejaring yang dibangun ketiga operator telekomunikasi terbesar di Indonesia itu ditujukan untuk membidik pelanggan baru, khususnya dari segmen komunitas.

"Kami tidak menutup kesempatan bagi pelanggan operator lain untuk bergabung di MyPulau. Namun pastinya kami akan membuat program khusus bagi pelanggan Telkomsel yang akan membuat iri para pelanggan operator lain," kata Adam.

Persaingan hebat memperebutkan pelanggan komunitas lewat jejaring sosial seharusnya jadi kabar baik bagi pelanggan. Sebab, pada akhirnya, pelanggan juga yang akan menikmati buah dari persaingannya.

35 rekomendasi

Ganti Nama XL Tinggal Tunggu Persetujuan

Ganti Nama XL Tinggal Tunggu Persetujuan

Logo baru XL setelah bergabung dengan Axiata Group

VIVAnews - Hari ini, PT Excelcomindo Pratama Tbk menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan. Selain rencana penawaran umum terbatas dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), agenda lain yang dibahas adalah perubahan nama perusahaan.

“Semuanya masih dalam proses,” kata Febriati Nadira, Manager Corporate Communication XL pada VIVAnews, 16 November 2009. “Sekarang ini lagi dimintakan persetujuan dari para pemegang saham. Nanti, baru bisa diumumkan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB),” ucapnya.

Meski demikian, Nadira menyebutkan, nama brand perusahaan akan tetap XL, tidak berubah.

“Adapun tujuan perubahan nama adalah untuk mensinergikan XL dan perusahaan-perusahaan lain di bawah payung Axiata Group,” kata Nadira. “Saat ini, XL go Regional Asia. Untuk lebih jelasnya, nanti akan dipaparkan secara lengkap dalam keterangan resmi XL usai RUPS LB,” ucapnya.

Selain menunggu persetujuan para pemegang saham, kata Nadira, kita juga masih menunggu persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM terkait administrasi pergantian nama menjadi XL Axiata. “Nanti, nama PT juga sudah tidak Exelcomindo Pratama lagi. Akan diganti,” ucapnya.